Network 2: Server Pusat

Network 2: Server Pusat

Dengan makin banyaknya komputer, jaringan per-to-per akan makin sulit ditangani. Muncullah model server terpusat, dimana satu komputer menangani manajemen seluruh komputer, pemakai dan juga sharing.

Pada jaringan ini, anda harus menyiapkan satu komputer pusat sementara komputer lain di set menjadi client. Layanan yang dipasang pada server adalah:

  • Naming: pendaftaran komputer di network, termasuk penamaan/pengalamatan otomatis.
  • User/Group: pendaftaran user untuk seluruh network. Dengan sekali daftar, user bisa login di komputer mana saja dan mengakses resources (file,printer,dll) apa saja sesuai haknya.
  • File Sharing: Pada model ini, biasanya user akan punya direktori home masing-masing di komputer pusat. Demikian pula ada direktori bersama untuk data maupun program.
  • Printer Sharing: Satu printer bisa dipakai ramai-ramai.
  • Management resources seperti kuota, jadwal pemakaian, acoounting, dll.

Saat ini ada tiga pemain besar layanan server terpusat ini yaitu:

  1. DNS+NIS+NFS+LPR, dikenalkan oleh *nix.
  2. NDS milik Novell Netware.
  3. WDNS dari Microsoft, dan di-kloning jadi SAMBA oleh Linux.
Model jaringan server terpusat lebih dulu dikenal dikenal di dunia *nix. Di situ, networknya memakai protokol TCP/IP dan layanannya adalah:
  • Dynamic Host Control Protocol (DHCP) dan Domain Name Server (DNS) untuk mengatur nama dan pengalamatan.
  • Network Information Server (NIS) untuk pendaftaran user, dan juga bisa untuk penamaan komputer (overlap dengan DNS).
  • Network File Server (NFS) untuk file sharing.
  • LP untuk printer sharing.
Kita lihat di sini bahwa anda perlu berbagai program karena memang filosofi Unix adalah memakai program-program kecil untuk membangun sistem besar.

Pertengahan dekade 1980, Novell Netware muncul sebagai platform network terpusat untuk DOS/Windows 3.x. Netware menyediakan protokol yang efisien untuk LAN yakni IPX/SPX. Satu server novel menyediakan satu kesatuan layanan yang disebut Netware Directory Service (NDS). Tersedia juga layanan messaging, browsing network, bahkan fault tollerance. Sementara itu client-nya menjalankan DOS atau Windows 3.1 ke bawah. Pada massa itu, DOS maupun Windows 3.x cukup kecil. Dua harddisk 80 MB, sudah cukup untuk memuat berbagai aplikasi dan home untuk semua user !. Dengan demikian satu server Netware bisa melayani ratusan disk-less client dengan sangat ekonomis. Pada masa jayanya Netware mengambil lebih dari 80% pangsa pasar network ini ! Pangsa Netware tidak bergeming meski Microsoft memunculkan fasilitas Workgroup Network (peer-to-peer) pada Windows 3.11 FWG.

Tapi Microsoft meraksasa. Muncullah Windows NT Server dengan layanan Windows Domain Network Service (WDNS). Dengan cerdiknya, WDNS ini meneruskan model workgroup (peer-to-peer), menambah beberapa layanan terpusat dan memadukan TCP/IP. Jadi WDNS ini memakai:

  • DHCP/DNS dari *nix, ditambah Windows Internet Naming Service (WINS). WINS memungkinkan pemakaian alamat IP dinamik dari DHCP, otomatis dipetakan ke nama komputer (saat itu DHCP/DNS saja belum bisa).
  • Domain computer management.
  • Domain user/group management.
  • File/printer sharing model peer-to-peer, namun ditambah kemampuan membuat home direktori dan skrip login terpusat.
Server utama yang melayani layanan ini disebut Primary Domain Controller (PDC), dan bisa ditemani Backup domain controller (BDC). Dari segi administrasi, WDNS sebenarnya kalah enak dibanding NDS. Tapi kondisi saat itu tidak menguntungkan buat Novell. Client telah beralih ke Windows 95 yang tidak bisa lagi dijalankan dari server netware. Demikian pula Novell terlambat mengadopsi TCP/IP padahal Internet telah merebak. Ditambah faktor Microsoft memang jago jualan, akhir tahun 1990-an, Microsoft menyalip Novell untuk pangsa pasar ini.

Ketika Linux muncul, tentu saja kemampuan networknya mewarisi layanan-layanan *nix. Tapi karena kanan-kiri semuanya Windows, muncullah SAMBA. Secara singkat, SAMBA ini adalah daemon agar Linux dapat berperan sebagai (salah satu pada satu saat):

  • Server File/Printer sharing model workgroup (meniru Windows 95/98/XP)
  • Server File/Printer sharing standalone (meniru Windows NT workstation standalone).
  • Domain member (meniru Windows NT workstation anggota domain).
  • Promary Domain Controller (meniru Windows NT Server).
Di sisi sebaliknya, SAMBA juga menyediakan utilitas client agar komputer Linux dapat mengakses SAMBA server, maupun Windows Server. SAMBA mula-mula dikembangkan di Linux, tapi kini sudah diporting dan jalan di *nix apa saja. Jadi kalau anda punya komputer Mac atau Solaris, gunakan SAMBA untuk koneksi ke Windows.

Jika anda punya komputer lebih dari 10 dan pemakai lebih dari 20, model jaringan terpusat harus anda pakai. Kalau client anda semuanya Windows, pasang saja Windows NT/20xx Server atau coba Netware yang enak buat administrator. Pakai NIS/NFS kalau client anda semuanya *nix. Sementara itu kalau client anda campuran Windows/*nix, pilihan paling tepat adalah pasang SAMBA di Linux.

Oh ya, jangan lupa. Apapun pilihan anda, gunakan protokol TCP/IP, dengan alamat IP internal (10.x.y.z, 172.16-31.x.y, 192.168.x.y). SAMBA dan NIS/NFS sudah dari sononya pakai TCP/IP. Sementara itu aslinya, NDS jalan diatas IPX/SPX dan WDNS di atas NetBEUI. Sekarang keduanya sudah bisa jalan di atas TCP/IP. Kalau pakai TCP/IP, network ini menjadi intranet yang dengan mudah digabung ke Internet. Hal ini akan kita bahas pada artikel berikutnya.

0 komentar: