Hampir seminggu komputer yang biasa dipakai lumpuh karena harddisknya bermasalah. Kejadiannya dimulai waktu komputer lagi dipakai tiba-tiba mati lampu. Seperti biasanya jika komputer mati tiba-tiba pasti akan melakukan scandisk (windows) atau fsck(unix). Saya pikir itu hal yang normal-normal saja toh itu prosedur normalnya sistem operasi. Selang sehari kemudian, harddisk tersebut mulai memperlihatkan gejala keanehan. Seperti terdengar suara white noise yang cukup keras. Lama-kelamaan sistem operasi tidak bisa melakukan boot.
Gawat, kata itu yang akhirnya menjadi kesimpulan saya. Soalnya didalam harddisk yang bermasalah itu terdapat banyak file data, project dan juga bahan-bahan kuliah yang belum sempat dibackup. Setelah melihat kondisi yang semakin parah saya memutuskan membeli harddisk baru dengan kapasitas yang lebih besar. Mengingat harddisk saya yang bermasalah berukuran 80GB dan harddisk lainnya hanya berukuran 40GB.
Pada hari selasa, tanggal 8 januari 2008 saya dan istri pergi ke BEC (Bandung Electronic Center -> bener gak ? ) untuk mencari harddisk baru yang ukurannya paling tidak diatas 100GB. Ternyata di BEC banyak toko komputer yang hanya menjual barang saja. Sewaktu saya bilang “harddisk IDE 160 GB Seagate” banyak yang berasumsi bahwa saya mencari harddisk external (mobile), mungkin karena saat ini lebih banyak yang mencari harddisk external daripada internal. Tentu saja harga yang ditawarkan juga diluar budget, soalnya sehari sebelumnya saya sudah cek harga di mangga dua . Malah ada salah satu toko yang menawarkan harddisk tersebut seharga 1,2 juta rupiah. Ketika disebutkan harganya saya langsung mengkernyitkan dahi.
Setelah keliling-keliling BEC, akhirnya diputuskan untuk tidak jadi beli di BEC tapi di mangga dua jakarta. Soalnya suka atau tidak saya tetap harus ke Jakarta untuk mengambil harddisk untuk proxy yang bakal dipakai untuk server proxy sekolah istri saya. Fyi, harddisk 2nd untuk proxy yang dibeli di harco adalah samsung 40GB seharga 230 ribu, sedangkan di bandung (Jaya Plasa) harddisk 2nd samsung 8,4 GB dihargai 110 ribu.
Hari rabu pagi, saya langsung pergi ke Jakarta dengan bis. Sesampainya di Jakarta saya mampir dulu di YARSI untuk ketemu sama Pak Surya. Setelah dari YARSI, kurang lebih jam 2an saya langsung ke Mangga Dua. Disana saya mendapatkan harddisk maxtor 160GB seharga 525 ribu, selain membeli harddisk saya juga membeli beberapa periperal lainnya (sekalian ). Sampai dirumah (utan kayu) sekitar jam 5an.
Besok harinya (kamis) saya langsung pulang lagi ke Bandung. Sesampainya dirumah saya langsung melanjutkan dengan proses recovery. Karena hampir seluruh data tidak bisa terbaca (ada masalah dengan partisi) lumayan bikin bingung juga karena tidak mempunyai sistem yang sudah terinstall. Akhirnya saya menggunakan HIREN BOOT CD ver. 9.2 yang saya dapatkan dari didit dan telah di burn ke CD. Awalnya sempat bingung juga mau menggunakan tool yang mana, soalnya banyak banget tool yang tersedia. Setelah beberapa kali coba-coba saya akhirnya menggunakan “Victoria” untuk mencek bad sector yang ada. Setelah di scan, ternyata banyak sekali bad sector. Setelah mengetahui banyak bad sector, tool selanjutnya yang dijalankan adalah “HDD Regenerator” yang berfungsi untuk memperbaiki bad sector (non fisik). Ternyata karena banyak terdapat bad sector (lebih dari 60% dari 80 GB) proses ini memakan waktu yang cukup lama. Komputer akhirnya dinyalakan selama 3 hari 2 malam hingga akhirnya proses dari HDD Regenerator selesai pada Minggu (13 januari 2008) pagi. Pwuiih akhirnya selesai juga.
Karena proses pembacaan partisi agak tersendat apabila melalui DOS, akhirnya saya menggunakan KNOPPIX 3.9 dengan mode KNOPPIX 2 (konsole) untuk melakukan backup data-data yang saya anggap paling penting ke harddisk yang lain. Setelah semua data saya anggap sudah ter-backup, saya melanjutkan untuk melakukan recovery partisi. Karena dari 7 partisi yang ada pada harddisk 80 GB hanya terdeteksi 3 partisi saja. Pada salah satu partisi yang hilang terdapat data-data kuliah yang sangat penting bagi saya. Akhirnya saya menggunakan Active Partition Recovery, Software ini mendeteksi ada beberapa partisi yang hilang. Tetapi Program ini tidak bisa melakukan recovery (Error boot sector). Dengan kondisi seperti itu saya akhirnya terpaksa merelakan data-data kuliah (untungnya tesis dan skripsi sudah dibackup ke CD). Walaupun sudah di-ikhlas-kan tapi masih ada rasa penasaran.
Rasa penasaran itu harus saya pendam dulu untuk melakukan instalasi sistem operasi dan program aplikasi pada harddisk yang baru. Soalnya kalau ngoprek terus kapan kerjanya .
Sekitar jam 9 malam selesai sudah proses instalasi seluruh aplikasi yang biasa saya gunakan untuk bekerja.
Tadi pagi (13 Januari 2008) saya coba membuka menu-menu yang ada di HIREN BOOT CD, saya menemukan sebuah menu yang isinya tool untuk partisi. Saya kemudian tertarik pada software PTDD Partition Doctor 3.5, dalam hati berkata “wah program apa tuh”. Langsung saya pilih saja program itu. Setelah dijalankan ternyata PTDD mendeteksi partisi yang hilang tersebut. Sesudah selesai proses deteksi dan rebuild partisi kemudian PTDD meminta untuk reboot.
Sesudah reboot saya coba jalankan volkov file manager, ternyata partisi yang hilang bisa terlihat dan struktur filenya juga ada. Akhirnya saya pasangkan harddisk tersebut bersama dengan harddisk yang sudah terinstall sistem operasi untuk melakukan backup. Setelah dibuka melalui total commander ternyata hampir seluruh file masih normal. Alhamdulillah……
Aplikasi yang digunakan :
a. Hiren BOOT CD
1. HDD Regenerator
2. PTDD Partition Doctor
3. Victoria
4. Volkov File Manager
b. Knoppix 3.9 CD
0 komentar:
Posting Komentar